f

Rabu, 25 Agustus 2010

Kontribusi Cara Belajar Dan Pemanfaatan Bahan Pustaka Terhadap Hasil Belajar Pemeliharaan/service Sistem Rem

judul : Kontribusi Cara Belajar Dan Pemanfaatan Bahan Pustaka Terhadap Hasil Belajar Pemeliharaan/service Sistem Rem
Studi Kasus:  Siswa Kelas 1 Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK N 2 Sungai Penuh


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga tingkat menengah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap sesuai dengan spesialisasi kejuruannya. Tujuan utama proses pembelajaran adalah menuntut siswa untuk berhasil dalam menerapkan kemampuan yang sudah diperolehnya secara teori umumnya dan pratikum khususnya, sesuai dengan tujuan dari SMK itu sendiri yaitu untuk menghasilkan tenaga kerja menengah yang ahli dibidangnya.
Pemerintah telah melakukan berbagai usaha dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan, antara lain meningkatkan kualitas guru, melengkapi sarana prasarana, pengembangan kurikulum dan pemilihan siswa masuk melalui seleksi NEM. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu segi input, proses dan output. Salah satu segi penentu kualitas pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar yang mereka capai.
Cara belajar merupakan cara belajar dengan melibatkan aktivitas siswa secara maksimal dalam proses belajar baik kegiatan mental intelektual, kegiatan emosional, maupun kegiatan fisik secara terpadu. Cara belajar siswa yang dipraktekkan adalah cara belajar siswa yang mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan. Oemar Hamalik (1983,hal.30) mengatakan bahwa: “Cara belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan membuat hasil belajar yang tidak memuaskan”
Selain cara belajar yang memadai dapat memperlancar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan, siswa dapat memanfaatkan sarana pendukung pembelajaran yang tersedia. Bahan pustaka merupakan salah satu sarana yang tersedia diperpustakaan sekolah dapat membantu siswa mencapai keberhasilan dalam belajar, berkenaan dengan itu Achmady (1996) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan memanfaatkan bahan pustaka. Demikian pula yang tertuang dalam UU No.2 tahun 1998, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VIII pasal 35 menjelaskan bahwa: “ Pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana lembaga pendidikan itu tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Salah satu sumber belajar yang penting tapi bukan satu-satunya perpustakaan”.
Hasil belajar diartikan sebagai tingkatan penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan program penilaian yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.
Menurut Sudjana (1989:22) “Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa/ mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan tersebut dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkatan penguasaan yang dimiliki siswa yang dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta aspek-aspek yang ada pada diri individu yang belajar. Hasil belajar ini akan menggambarkan kemampuan yang telah dicapai siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan standar kompetensi untuk program keahlian Mekanik Otomotif yang diselenggarakan di SMK N 2 Sungai Penuh, sebagai program keahlian yang menjadi binaan memiliki nilai standar kompetensi bernilai > 7. Penetapan nilai dapat berupa angka yang mana tujuan SMK ini adalah untuk mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan yang dapat bekerja dengan baik secara mandiri dalam dunia industri.
Dari banyak hal yang mempengaruhi atau menghambat hasil belajar siswa dikelas disebabkan adanya beberapa hal antara lain disiplin, bakat, sikap belajar, cara belajar, kreativitas, minat, motivasi dan komitmen untuk belajar. Maka pada penelitian ini dianggap yang sangat dominan dalam mempengaruhi hasil belajar adalah cara belajar siswa. Yang belum sesuai dengan yang seharusnya dilakukan siswa dalam belajar maka siswa harus memiliki cara-cara belajar yang baik, seperti yang dikemukakan oleh Kartini Kartono (1985:4):”Seorang siswa yang mempunyai cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai hasil yang baik dari pada siswa yang cara belajarnya tidak efisien”. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Cara Belajar Dan Pemanfaatan Bahan Pustaka Terhadap Hasil Belajar Pemeliharaan/service Sistem Rem Siswa Kelas 1 Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK N 2 Sungai Penuh”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan bawa keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah dapat tercermin dari hasil belajar siswa. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal maupun faktor eksternal.
Dengan demikian dapat di identifikasikan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga tingkat menengah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, namun apakah mampu siswa SMKitu sendiri menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah sesuai bidangnya masing-masing?
2. SMK N 2 Sungai Penuh adalah sebagai salah satu SMK Kejuruan yang menghendaki lulusannya mampu bekerja di dunia usaha dan membuka lapangan kerja sendiri setelah tamat nanti, namun apakah mampu siswa SMK tersebut setelah tamat nanti bekerja di dunia usaha dan membuka lapangan kerja sendiri?
3. Pada mata diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem siswa dituntut terlebih dahulu untuk dapat menguasai dasar-dasar teori dari sistem rem, tetapi pada kenyataannya apakah siswa tersebut telah dapat menguasai dasar-dasar teori dari sistem rem tersebut?
4. Berdasarkan teoritis hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal), tetapi yang menjadi pertanyaan apakah faktor-faktor tesebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan bisa menjadikan hasil belajar siswa meningkat?
5. Berdasarkan pendapat dari salah satu para ahli bahwa cara belajar sangat erat hubungannya dengan hasil belajar tetapi apakah cara belajar siswa SMK N 2 Sungai Penuh yang tinggi menjadikan hasil belajar siswa meningkat? Dan apakah signifikan hubungan cara belajar dan pemamfaatan bahan pustaka dengan hasil belajar siswa pada mata diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem SMK N 2 Sungi Penuh?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah ternyata banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada Mata Diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem di SMK N 2 Sungai Penuh untuk memperoleh ruang lingkup penelitian yang lebih jelas, maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada “ Kontribusi cara belajar dan pemamfaatan bahan pustaka terhadap hasil belajar Mata Diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem siswa kelas 1 SMK N 2 Sungai Penuh”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, batasan masalah dan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
  1. Apakah terdapat kontribusi cara belajar dan pemamfaatan bahan pustaka terhadap hasil belajar mata diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem siswa kelas 1 SMK N 2 Sungai Penuh ?
  2. Seberapa besar kontribusi cara belajar dan pemamfaatan bahan pustaka terhadap hasil belajar mata diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem siswa kelas 1 SMK N 2 Sungai Penuh ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kontribusi cara belajar terhadap hasil belajar siswa kelas satu jurusan Mekanik Otomotif pada mata diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem di SMK N 2 Sungai Penuh.
2. Pemanfaatan Bahan pustaka terhadap hasil belajar mata diklat Pemeliharaan/service Sistem Rem jurusan Mekanik Otomotif di SMK N 2 Sungai Penuh.
3. Kontribusi cara belajar dan pemanfaatan bahan pustaka secara bersama-sama terhadap hasil belajar kelas satu mata diklat teknik Sistem Rem dasar jurusan Mekanik Otomotif di SMK N 2 Sungai Penuh.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan konstribusi yang berarti bagi :
1. Sebagai informasi atau bahan masukan bagi guru yang mengajar mata diklat Sistem Rem SMK N 2 Sungai Penuh khususnya dan guru SMK pada umumnya dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Masukan bagi penulis atau peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
3. Petugas perpustakaan, untuk mengupayakan siswa dapat menggunakan bahan pustaka secara maksimal.
4. Kepala sekolah, untuk dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya cara belajar dan pemanfaatan bahan pustaka dalam belajar.
5. Sebagai salah satu usaha untuk menyelediki cara belajar Pemeliharaan/service Sistem Rem Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK N 2 Sungai Penuh sehingga dapat diketahui cara untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar Sistem Rem.

BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Hasil Belajar
Belajar merupakan usaha individu dengan tujuan memperoleh perubahan tingkah yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Sudjana (1989:22), menyatakan “ hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa telah menerima pengalaman belajar “. Berarti hasil belajar dicapai setelah adanya proses belajar. Sejalan dengan pendapat tersebut Burton (1986:45) mengatakan :
Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya dari tidak tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, kesanggupan, menghargai sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah.
Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang dicapai setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sejalan dengan itu Winkell (1996:53) mengatakan bahwa seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada dirinya dan perubahan ini terjadi karena latihan dan pengalaman yang telah di alaminya.
Hasil belajar ini diperoleh melalui penilaian. Menurut Nasution (1990:8) Penilaian adalah suati proses untuk mengambil keputusan melalui pengukuran hasil belajar. Sejalan dengan itu Maryunis (2004:1) mengemukakan bahwa aspek-aspek psikologi seperti keterampilan, prestasi belajar dan lain-lain merupakan besaran yang tidak dapat diukur secara langsung. Perolehan data di ukur secara langsung melalui respon yang diberikan subjek terhadap tes yang diberikan. Proses ini disebut dengan pengukuran.
Untuk hasil ukur tersebut dibandingkan dengan suatu kriteria atau standar tertentu dan proses ini disebut penilaian. Jadi sebenarnya yang dimaksud dengan instrumen penilaian adalah suatu intrumen yang digunakan untuk menbandingkan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu intrumen ukur tertentu dengan suatu kriteria atau standar.
Salah satu ciri penting dari kegiatan evaluasi ini adalah adanya kriteria yang dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan mengenai objek yang diobservasi. Dengan kata lain evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pengukuran dan tes. Proses yang menentukan angka-angka yang menentukan sifat seorang, benda atau suatu kejadian disebut pengukuran. Pegukuran dimungkinkan sekali tanpa menggunakan tes, sedangkan tes adalah proses untuk mengobservasi sifat orang, benda atau kejadian yang dites harus berada pada kelakuan dan kejadian tertentu.
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yaitu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan. Penilaian akan berhasil apabila dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip berikut :
1. Prinsip kesinambungan (kontinuitas): penilaian hendaknya dilakukan secara berkesinambungan.
2. Prinsip menyeluruh : Penilaian harus mengumpulkan data mengenai seluruh aspek kepribadian.
3. Prinsip objektif : penilaian di usahakan agar seobjektif mungkin.
4. Prinsip sistematis : penilaian harus dilakukan secara sistematis dan teratur.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar, yang telah dilaksanakan baik melalui tes maupun non tes. Adapun alat yang digunakan untuk melakukan penilaian tersebut adalah :1. Tes (Tes lisan, Tes tulisan dan Tes tindakan), 2. Non tes (Observasi, Wawancara, Studi kasus, Skala penilaian, Chek list dan Inventory)
Menurut Slameto (1995:2) ”Hasil belajar merupakan hasil pengalaman individu setelah melakukan interaksi dengan lingkungannya sebagai suatu proses dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku”.Benyamin Blomm dalam Winkell (1996:245) mengatakan bahwa : Hasil belajar secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu : (1) ranah kognitif, (2) ranah efektif yang berkenaan dengan sikap dan (3) ranah psikomotor yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Sejalan dengan pendapat diatas Prayitno (1973:31) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kecakapan atau kemampuan nyata yang dapat langsung diukur dengan suatu alat yaitu tes. Kemampuan yang dimaksud adalah berupa penguasaan materi pengetahuan. Jadi untuk mengetahui prestasi siswa harus menggunakan alat ukur yaitu berupa tes, apakah berbentuk tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan, hasil tes inilah nantinya akan menentukan hasil atau prestasi belajar siswa.
Sudjana (2002:141) mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan evaluasi pengajaran adalah :
1. Melaksanakan penilaian melalui instrumen yang telah dipersiapkan terhadap sumber data sesuai dengan program yang telah direncanakan.
2. Menyusun dan mengolah data hasil penilaian baik data yang dihasilkan berdasarkan persepsi pelaksanaan pengajaran maupun berdasarkan pengamatan dan monitoring penilaian.
3. Penilaian yang dilakukan dengan dua macam kriteria yakni kriteria mutlak dan kriteria relatif. Kriteria mutlak adalah membandingkan hasil penilaian dengan kriteria yang sudah pasti, sedangkan kriteria relatif membandingkan hasil penilaian antar kelompok.
4. Menyusun laporan hasil penilaian termasuk rekomendasi-rekomendasinya, implikasi pemecahan masalah dan tindakan korektif bagi penyempurnaan hasil belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari proses aktivitas seseorang dalam penguasaan terhadap pembelajarannya yang dinyatakan ke dalam nilai dengan bentuk angka atau huruf setelah mengalami proses evaluasi yang meliputi penilaian melalui instrumen, menyusun dan mengolah data hasil penilaian, memberi penilaian, dan menyusun laporan hasil penilaian.
B. Cara Belajar
Untuk dapat mecapai suatu tujuan diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan usaha itu yang akan berhasil dengan baik jika dilakukan dengan prosedur atau cara yang tepat. Begitu juga dengan seorang siswa ia akan berhasil jika bersungguh-sungguh,memahami serta melakukan cara belajar yang tepat. Memang belajar diperguruan tinggi berbeda dengan belajar diskolah menengah. Oleh sebab itu seorang siswa sebaiknya perlu mengetahui dan mengikuti cara belajar yang efisien.
Mengenai maksud dari belajar itu banyak defenisi yang diberikan oleh para ahli, seperti pendapat Slameto (1987:2) : “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang belajar harus terlibat secara aktif dan produktif agar pengetahuan yang diperolehnya lebih bermakna. Siswa yang hanya hadir didalam kelas tanpa terlibat secara aktif dalam belajar akan sulit memperoleh keterampilan atau kecakapan-kecakapan baru sebagai hasil dari belajar.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam belajar diperlukan usaha keras,usaha tersebut merupakan suatu proses yang dilakukan secara terencana dan tidak putus. Banyak yang harus dilakukan siswa dalam belajar seperti mengatur waktu, memusatkan perhatian, berfikir, membuat catatan, serta mempersiapkan diri dan menempuh ujian. Semua usaha belajar tersebut terwujud dalam tindakan atau kegiatan belajar yang dilakukan siswa seperti yang dikemukakan Oemar Hamalik (1983:30): “ Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu, artinya kegiatan yang seharusnya dilakukan didalam situasi belajar apapun”. Berikut dijelaskan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan siswa dalam belajar Sistem Rem.
1. Cara menggunakan waktu untuk belajar
Mengingat belajar diluar jam sekolah waktunya tidak terjadwalkan, maka sangat diperlukan kemandirian dalam mengatur waktu untuk belajar serta disiplin dalam mematuhi rencana belajar yang telah dibuat. Tatiek Romlah (1989:147) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur waktu antara lain :
a. Membuat daftar kegiatan sehari-hari.
b. Mempelajari dahulu bagian yang sukar
c. Membuat satuan belajar satu jam
d. Mengenali kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan diri
e. Membuat ringkasan
Setiap siswa memiliki waktu yang berbeda dalam belajar, ada siswa yang lebih senang belajar pada pagi hari. Hal ini juga harus disesuaikan dengan waktu belajar siswa disekolah. Ia harus dapat membagi dan mengatur waktunya dengan tepat untuk kegiatan-kegiatan belajar seperti waktu mengerjakan pekerjaan rumah, mengulang kembali pelajaran yang akan dipelajari disekolah. Mengulang kembali pelajaran dirumah adalah penting karena tidak semua materi guru disekolah dapat dikuasai oleh siswa. Dengan selalu mengulangnya kembali dirumah maka pemahaman yang diperoleh siswa akan lebih baik.
2. Cara Mempersiapkan diri untuk belajar Sistem Rem
Sebelum belajar Sistem Rem siswa harus terlebih dahulu mempersiapakn diri agar proses belajar yang ia lakukan lebih terukur dan terencana. Tatiek Romlah (1989:154) mengemukakan beberapa hal yang dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri untuk belajar Sistem Rem yaitu: ” a. Membaca lebih dahulu bahan pelajaran,b. Meringkas catatan, c. Menyusun pertanyaan”.
Siswa hendaknya membaca lebih dahulu bahan yang akan dibicarakan tidak asing lagi, situasi ini akan membantu mempermudah siswa untuk membuat catatan. Untuk dapat menguasai sepenuhnya bahan yang dibicarakan dikelas, siswa harus melihat catatannya sebagai satu keseluruhannya. Oleh sebab itu sebelum mengikuti pelajaran ringkas arat rangkumlah bahan yang sudah dibaca yaitu pokok-pokok fikiran yang penting dari materi. Pada waktu membuat ringkasan dan waktu mengerjakan pekerjaan rumah supaya sekaligus membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanya pada guru dikelas. Disamping itu sebelum mengikuti pelajaran siswa harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum berangkat sekolah, yaitu membawa alat-alat tulis, buku-buku sumber dan buku catatan yang diperlukan dan datang tepat pada waktunya.
3. Cara Memahami atau mempelajari Buku Pelajaran
Belajar Sistem Remtidak terlepas denga kegiatan membaca dan memahami buku. Untuk dapat memahami dan mengerti isi buku pelajaran Sistem Rem siswa harus memahami cara membaca buku dengan benar. Membaca buku Sistem Rem tidak sama dengan membaca buku lainnya ,karena terdapat simbol dan lambang-lambang yang harus dimengerti siswa. Berikut Nana Sudjana (2002:170) memberikan beberapa petunjuk bagaimana cara membaca bahan dari buku teks yaitu :
a. Lihat dalam daftar isi buku yang akan anda pelajari untuk menentukan bab beberapa dalam buku tersebut yag memuat bahan yang ingin anda pelajari
b. Bukalah halaman bab yang anda kehendaki, lalu periksa butir-butir yang dimuat dalam bab tersebut, bacalah dan catat pokok-pokoknya untuk kemudian anda gabungkan dengan catatan anda sendiri.
c. Jika semua butir yang ada dalam bab tersebut anda perlukan, bacalah terlebih dahulu semua butir yang ada didalamnya sampai selesai sambil memberi tanda pada bagian-bagian tertentu yang anda perlukan.
d. Ulangi membaca bab tersebut secara lebih mendalam terutama bagian-bagian yang telah anda tandai. Catat hal-hal yang anda anggap pentingkan dan satukan dengan catatan yang anda miliki.
Selain hal diatas, agar lebih mengerti dan memahami materi dalam buku pelajaran, siswa harus rajin mengerjakan latihan soal-soal Sistem Rem. Dalam mempelajari Sistem Rem ada dua macam latihan yaitu latihan hafal (drill) dan latihan praktek (practice) yaitu latihan menyelesaikan soal/problem.
Dalam mempelajari Sistem Rem tidak semuanya harus dihafal, untuk materi yang memerlukan hafalan siswa dapat melakukannya dengan saling memberikan pertanyaan dan menjawabnya secara bergantian dengan teman. Untuk latihan praktek, siswa dapat berlatih menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada buku teks sistem rem. Dengan latihan praktek seseorang menjadi terbiasa menguasai langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban yang benar.
4. Cara Mengikuti pelajaran dikelas
Siswa perlu mengetahui cara belajar didalam kelas yaitu saat guru memberikan penjelasan tentang suatu mata diklat. Abu Ahmadi (1993:45) mengemukakan langkah-angkah yang harus ditempuh agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
a. Hendaknya datang tepat waktu
b. Berikan perhatian yang memusat terhadap pelajaran yang sedang berlangsung
c. Hendaknya siswa ikut aktif (berpartisipasi)
d. Catatlah persoalan yang mungkin timbul dan hal-hal yang belum dipahami
Dengan selalu datang tepat waktu akan menghindarkan siswa dari kehilangan informasi-informasi awal yang diberikan guru tentang materi yang akan dipelajari. Selama berlangsungnya pelajaran, catatlah keterangan-keterangan yang diberikan guru. Hal ini perlu dilakukan sebagai petunjuk untuk memperdalam bagian-bagian penting yang terdapat dalam buku teks yang telah dibaca sebelumnya.
5. Cara Menghadapi ujian.
Salah satu kegiatan yang sering menimbulkan perasaan cemas dan takut pada diri siswa adalah menghadapi ujian. Umumnya mereka kurang percaya diri dan merasa tidak akan mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan nantinya. Perasaan ini timbul karena belum dilakukannya persiapan yang matang dalam mengahapi ujian. Persiapan yang baik dalam menghadapi ujian adalah pada awal tahun pelajaran. Artinya setiap kegiatan belajar yang dialami, juga merupakan kegiatan mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian. Jadi persiapan menghadapi ujian tidak dilakukan beberapa hari atau semalam sebelum ujian. Menurut Kartini Kartono (1985:33) pesiapan-persiapan yang perlu dilakukan dalam menghadapi ujian adalah :
a. Persiapan mental
b. Kesehatan badan
c. Kepercayaan pada diri sendiri
d. Persiapan yang tepat terhadap test/ ujian
Selanjutnya Tatiek Romlah (1989:162) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan siswa dalam menghadapi test:
(a) Membuat rencana belajar
Setelah jadwal tes di umumkan, supaya dicatat dalam buku agenda dan sekaligus mencatat bahan-bahan yang harus dipelajari. Pembagian waktu belajar untuk persiapan test dibuat sesuai dengan jadwal pelaksanaan test dan berat ringanya materi bidang studi yang harus dipelajari.
(b) Mengindentifikasi bahan-bahan yang sering ditanyakan dalam test atau ujian
Dengan mempelajari soal-soal ujian atau ulangan pada waktu yang lalu dapat diperkirakan bahan-bahan mana yang sering dinyatakan dalam ujian atau ulangan. Hal ini akan membantu memberikan perasaan tenang karena dapat memperkirakan bentuk-bentuk soalnya.
(c) Membuat pertanyaan untuk dijawab sendiri.
Banyak siswa yang beranggapan keliru bahwa lulus ujian merupakan tujuan belajarnya. Siswa seperti ini akan mengalami kegagalan apabila menghadapi ujian, sebab tipe pelajar ini akan berusaha dengan berbagai cara termasuk cara yang salah agar dapat lulus dalam ujian. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam menempuh ujian yang dalam hal ini pada mata diklat teknik Sistem Rem, seorang siswa harus melakukan persiapan-persiapan yang harus dimulai sebelum awal pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar nantinya saat ujian dilakukan tidak terjadi penumpukan materi pelajaran yang semuanya akan di ulang sekaligus menjelang ujian.
6. Cara Mengikuti ujian
Mengikuti tes atau ujian merupakan saat-saat yang paling menentukan bagi siswa, karena berhasil atau tidaknya siswa dalam mengikuti pelajaran tercermin dari hasil tes atau ujian yang diperolehnya. Itulah sebabnya pada umumnya siswa merasa cemas, takut bahkan panik saat mengerjakan tes atau ujian terutama bagi siswa yang memang tidak melakukan persiapan-persiapan yang baik sebelum ujian.
Tatiek Romlah (1989:165) memberikan petunjuk dalam mengerjakan tes baik itu tes objektif maupun tes esay:
a. Mempersiapkan diri sebelum tes
Agar pada saat mengikuti tes dalam keadaan segar, agar malamnya harus cukup tidur, tidak lupa makan pagi atau makan siang kalau tes nya siang hari. Datanglah lebih awal dengan membawa semua alat-alat yang diperlukan, sehingga ada waktu untuk menenagkan diri sebelum mengerjakan tes.
b. Membaca Petunjuk tes dengan cermat
Sebelum mengerjakan tes petunjuk dan perintah mengerjakan tes supaya dibaca dengan teliti dan dengarkan petunjuk-petunjuk tambahan yang diberikan guru atau pengawas. Periksalah lembar soal, jumlah soal ,waktu yang diberikan untuk menjawab dan lain sebagainya. Apabila ada petunjuk atau soal tes yang tidak jelas agar langsung ditanyakan kepada guru atau pengawas.
c. Merencanakan waktu
Setelah mulai mengerjakan tes, lihat dulu soalny secara keseluruhan dan bagi waktunya untuk masing-masing soal sesuai dengan bobotnya. Mulailah mengerjakan soal yang dianggap dapat diselesaikan dengan demikian waktu tidak terbuang sia-sia.
d. Membaca seluruh pertanyaan
Setelah ada tanda dari pengawas atau guru bahwa tes segera dimulai, maka bacalah semua pertanyaan sehingga distribusi waktu untuk masing-masing pertanyaan dapat diperkirakan dan sisakanlah waktu untuk memeriksa jawaban-jawaban yang sudah dikerjakan.
e. Jangan tergesa-gesa
Jangan terpengaruh apabila ada siswa lain uyang lebih dahulu selesai, karena mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru biasanya menyebabkan kurang teliti dan membuat kesalahan serta menimbulkan rasa tegang. Sebaiknya tetap berkonsentrasi dalam mengerjakan soal-soal.
f. Mengatasi rasa panik
Bila merasa panik pada waktu mengerjakan ujian, supaya berdiam diri sebentar dan menarik nafas panjang sampai merasa tenang. Setelah tenang baru kerjakan soal-soal tersebut. Menenangkan diri perlu dilakukan, karena perasaan panik menyebabkan kita lupa terhadap hal-hal yang sudah dipelajari.
Setelah selesai ujian dan diketahui hasilnya bukan berarti tugas siswa telah selesai. Ia harus kembali mempelajari hasil yang diperoleh, mengkoreksi kesalahan yang dibuat dalam menjawab soal. Hal ini penting dilakukan siswa untuk meningkatkan prestasi beajarnya dimasa yang akan datang.
Jika semua langkah-langkah di atas dapat dilaksanakan dengan baik maka ini telah merupakan usaha yang sungguh-sungguh untuk memperoleh prestasi yang baik dalam ujian. Dapat disimpulkan bahwa cara belajar yang baik akan dapat mempertinggi hasil belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh Oemar hamalik (1983, hal.30) bahwa :
“ Cara belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan membuat hasil belajar yang tidak memuaskan”.
Cara belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor dari siswa seperti kemampuan siswa, sikap dan persepsi siswa, kesiapan siswa untuk belajar, kondisi fisik dan spikis serta faktor intelegensi siswa dan faktor guru dianatarnya kemampuan menyampaikan materi, penguasaan materi, kepribadian guru, latar belakang pendidikan, penglaman mengajar dan motivasi dalam mengajar. Bila guru mampu mengajar dengan baik dan mampu melibatkan siswa secara aktif, maka dengan sendirinya siswa akan merasa senang dengan guru yang bersangkutan.
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati dialami oleh orang yang sedang belajar, disamping itu kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Belajar merupakan proses melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dr.Dimyati dan Drs.Mudjiono:156). Belajar yang dihayati oleh seorang pelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi belajar yang di alami pelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang, kegiatan belajar juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindak pendidikan atau pembelajaran.
Dari segi siswa belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental akan menghasilkan hasil belajar seagai dampak pengiring dan dari dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Para ahli telah meneliti gejala-gejala dari berbagai sudut pandang ilmu. Mereka telah menemukan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar. Diantara prinsip-prinsip belajar yang penting berkenaan dengan (i) perhatian dan motivasi belajar siswa, (ii) keaktifan belajar, (iii) keterlibatan dalam belajar, (iv)pembeian balikan dan penguatan belajar (v) tantangan semangat belajar, (vi) pemberian balikan dan penguatan belajar dan (vii) adanya perbedaan individual dalam prilaku belajar. Perhatian dapat memperkuat kegiatan belajar, menggiatkan perilaku untuk mencapai sasaran belajar.
Siswa merupakan kunci terjadinya perilaku belajar dan ketercapaian belajar. Dengan demikian, bagi siswa perilaku belajar merupakan proses belajar yang di alami dan dihayati dan sekaligus merupakan aktivitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar dilingkungannya. Bagi siswa dalam kegiatan belajar tersebut ada tiga tahap yaitu (i) tahap sebelum belajar yang berpengaruh pada belajar menurut Biggs & Telfer dan Winkel adalah ciri khas pribadi, minat,kecakapan, pengalaman dan keinginan belajar. Hal-hal sebelum terjadi belajar tersebut merupakan keadaan awal yang mana keadaan awal tersebut diharapkan mendorong terjadinya belajar, (ii) Proses belajar yaitu kegiatan yang di alami dan dihayati oleh siswa itu sendiri. Kegiatan atau proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi,konsentrasi,mengolah, menyimpan, menggali dan ujuk prestasi,(iii) Sesudah belajar, merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar yang diharapkan memiliki hasil belajar sebagai kemampuan yang lebih baik. Perilaku belajar siswa tersebut merupakan hal yang dapat diamati dan dapat dievaluasi oleh guru.
Berdasarkan observasi sementara bahawa pelaksanaan pengajaran penerapan konsep Sistem Remberjalan kurang baik dan terlihat dari kontribusi cara belajar siswa tergolong rendah. Tinggi rendahnya cara belajar yang didapat siswa ini perlu ditinjau kembali faktor-faktor penyebabnya. Pada data sementara dapat dilihat cara belajar siswa pada mata diklat teknik Sistem Rembelum mencapai hasil yang diharapkan hal ini disebabkan karena masih adanya siswa yang bermalas-malas dalam mengikuti pelajaran, kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah, dan cara belajar kurang baik dan terlihat dari hasil belajar siswa rendah dan rata-rata kelas siswa yang di bawah tujuh.
Jadi dapat disimpulkan cara belajar merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan keberhasilan belajar siswa, maka begitu juga dengan cara belajar mata diklat teknik Sistem Remdiperkirakan memiliki hubungan dengan hasil belajar pelajaran Sistem Rem, yaitu siswa melakukan cara belajar yang baik kemungkinan besar siswa akan mendapatkan hasil belajar mata diklat teknik Sistem Rem yang baik pula.
C. Pemanfaatan Bahan Pustaka
1. Pengertian Bahan Pustaka
Pustaka dapat diartikan dalam tiga pengertian yaitu pengertian luas,sempit dan umum. Pustaka kadang-kadang diganti dengan istilah buku. Sulistiyo (1993:3), memberikan tiga pengertian pustaka yaitu : ”(1) pengertian luas yaitu mencakup kertas atau bahan lain yang berisi tulisan atau cetakan, jumlahnya tidak terbatas yang mencakup surat kabar, majalah ,laporan, skripsi, pamplet, prosiding, manuskrip atau naskah, lembaran musik,peta dan berbagai jenis audiovisual (pandang dengar). (2) Pengertian umum yaitu buku yang berupa sekumpulan bahan yang terbuat dari kertas atau bahan lain berisi halaman tertulis atau tercetak, semua lembaran dijadikan satu sehingga dapat dibuka satu persatu dan belum memberikan batasan jumlah halaman. (3) Pengertian sempit yaitu buku yang berupa kumpulan kertas atau bahan sejenis berisi tulisan atau cetakan”.
Bafadal (1999:11), yang meninjau jenis bahan pustaka dari bentuk fisik dan isinya. Ditinjau dari bentuk fisiknya: (1) bahan pustaka berupa buku-buku seperti buku tentang psikologi, buku bahasa Indonesia ,buku tentang agama dan sebagainya, (2) bahan-bahan pustaka bukan buku yang terbagi atas bahan-bahan terulis seperti surat kabar, majalah, karangan-karangan, kliping dan yang termasuk bahan pembelajaran seperti piringan hitam, radio, film strif proyektor. Bila ditinjau dari isinya, bahan pustaka menjadi : (1) bahan pustaka yang berupa fiksi atau juga disebut buku fiksi, (2) bahan pustaka yang isinya non fiksi atau disebut juga buku-buku non fiksi, seperti kamus, biografi, ensiklopedia, majalah dan surat kabar.
Dari pendapat tersebut di atas, disimpulkan bahwa bahan pustaka berupa lembaran kertas yang dicetak, dilipat dan diikat bersama pada punggungnya dan diberikan sampul atau dapat pula berwujud lain yaitu pita suara, film, rekaman dalam bentuk micro seperti film, dan lain-lain. Berkenaan dengan bahan pustaka semua koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki sekolah harus mengandung informasi yang dibutuhkan siswa, hal ini berkenaan dari salah satu fungsi bahan pustaka yang ada diperpustakaan sebagai sarana pendidikan dan informasi.
Untuk memperolah informasi dapat melalui serbagai sumber seperti gagasan atau pendapat mesyarakat, data ilmiah berupa teori, dalili, hipotensis ilmu pengetahuan dan penemuan baru. Untuk melestarikan informasi yang ada dengan jalan rekam dalam suatu wadah diantaranya berupa buku, majalah, surat kabar, brosur, film, slide, kaset, microfilm. Kepeustakawan menggap semua wadah informasi tersebut sebagai bahan pustaka.
Dari beberapa uraian diatas maka bahan pustaka itu adalah bahan yang menyimpan informasi seperti gagasan atau pendapat, data ilmiah berupa teori dan penemuan baru yang tersimpan dalam bahan cetak maupun non cetak.
2. Pemanfaatan Bahan Pustaka
Pemanfaatan bahan pustaka sangat penting dalam kegiatan menambah pengetahuan, karena dengan memanfaatkan bahan pustaka yaitu dengan membaca seorang dapat menganalisi aspek-aspek yang dibaca dibahan pustaka. Dengan demikian dapat diketahui memnafaatkan bahan pustaka akan memperoleh informasi, pengetahuan, keterampilam,motivasi maupun fakta seperti yang disajikan dalam bahan pustaka.
W.J.S Poerwadarminta (1978:10) menyatakan pemanfaatan adalah penggunaan sesuatu sedemikian rupa sehingga memberikan efek yang berguna atau bermanfaat. Pemanfaatan bahan pustaka yang dibaca. Dalam memanfaatkan bahan pustaka dapat dilakukan malalui dua macam koleksi pustaka. Menurut Soeatminah (1992:13), koleksi pustaka berarti kumpulan buku dan non buku, terdiri dari dua macam koleksi yaitu : (1) koleksi pribadi, koleksi yang dirancang oleh seseorang pemiliknya untuk kepentingan sendiri, (2) koleksi perpustakaan, bahan pustaka yang dihimpun oleh suatu perputakaan.
Pentingnya bahan pustaka dalam penunjang proses pembelajarn, dengan adanya bahan pustaka dapat meningkatan pengetahuan seseorang. Achmady (1996:25), menyatakan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan koleksi pustaka. Koleksi pustaka disekolah yang dikumpulkan dan diolah dalam suatu wadah dinamakan koleksi perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah yang menampung koleksi pustaka akan memberikan kelengkapan sarana pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah. Mudjito (1993:12) mengatakan tujuan dari perpustakaan disekolah adalah (1) Meletakkan dasar-sadar untuk belajar mandiri, (2) memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca pada khususnya, (3) Mendidik siswa untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien, (4) mengembangkan kemapuan memecahkan masalah atas usaha dan tanggungjawab sendiri,(5) mengembangkan penghargaan dan penglaman imajunasi dan (6) mengembangkan kemapuan siswa untuk mencari, menemukan ,mengolah dan memanfaatkan informasi.
Perpustakaan sekolah dikatakan bermanfaat apabila benar-benar memperlancar tujuan proses pembelajaran disekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi siswa, tatapi lebih jauh lagi antara lain adalah siswa mampu mencari,menemukan, meyaring dan menilai inforamsi, terbiasa belajar mandiri, murid murid terlatih kearah tanggung jaeawb, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bafadal (1999:7) menyatakan manfaat pustaka sekolah baik yang diselenggarakan oleh sekolah dasar maupun sekolah menengah sebagai berikut : (1) menimbulkan kecintaan terhadap membaca,(2) memperkaya pengetahuan belajar (3) menanamkan kebiasaan belajar mandiri (4) mempercepat penguasaan teknik baca,(5) membantu perkembangan berbahasa (6) melatih siswa ke arah tanggung jawab (7) memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas (8) membantu guru menemukan sumber-sumber belajar (9) membntu guru, siswa serta staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan pendapat diatas ,bahwa pentingnta pemanfaatn bahan pustaka (buku) karena (1) Bahan pustaka berperan sangat penting baik sebagai sumber maupun sebagai penyalur informasi, tertama untuk keperluan pendidikan, penegtahuan pengembangan ilmu, teknologi dan budaya, serta pelaksanaan pembangunan nasional (2) bahan pustaka adalah esential bagi terselenggaranya pendidikan dengan baik. Tanpa buku proses pembelajaran tidak mungkin dapat berlansung secara efektif dan efisien, (3) meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa tersebarnya buku-buku yang bermutu.
Kebutuhan dan kegemaran membaca bahan pustaka (buku ilmiah) seharusnya ditumbuhkembangkan apabila hanya mengharapkan dari guru saja. Siswa harus aktif dalam kegiatan belajar, karena keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh guru saja yang merupakan salah satu sumber belajar, melainkan lebih besar ditentukan oleh aktifitas siswa dalam memanfaatkan sumber belajar yang lain dan sejauh mana interaksi siswa dengan sumber belajar.
Kartosedono (1995:16), menyatakan bahwa siswa dalam usaha menyelesaikan program studinya memerlukan sumber-sumber belajar disamping guru itu sendiri. Pada hakekatnya keberhasilan belajar itu tergantung dari tingkat interaksi yang terjadi antar a siswa dengan sumber belajar yang dimanfaatkan maka semakin bagus hasil belajar yang diperolehnya.
Keaktifan belajar siswa tidak cukup mengandalkan sumber informasi pengetahuan dari guru saja, siswa harus banyak memanfaatkan bahan pustaka untuk menambah pengetahuan selain dari guru agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Motivasi Pemanfaatan Bahan Pustaka
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya akan sesuatu. Siswa dalam melakukan kegiatan tidak mungkin tanpa adanya dorongan unutuk melakukan kegiatan tersebut. Dorongan tersebut merupakan motivasi siswa untuk bertindak. Dengan adanya motivasi dalam diri siswa untuk belajar, siswa akan lebih giat untuk lebih berprestasi.
Berkenaan dengan motivasi pemanfaatan bahan pustaka, Sardiman (2000:37), menyatakan motivasi membaca ( pemanfaatan bahan pustaka) dapat ditimbulan dari motivasi internal dan eksternal. Adapun yang termasuk dapat menimbulkan motivasi internal untuk memanfaatkan bahan pustaka diantaranya adalah : ”(1) Adanya kebutuhan, maka seseorang terdorong untuk memanfaatkan bahan pustaka. (2). Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri. (3). Adanya aspirasi baru atau cita-cita untuk mencapai cita-citanya.
Sedangkan hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal untuk pemanfaatan bahan pustaka, adalah : ”(1). Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif,(2) hukum dapat juga menjadi alat motivasi mempergiat seseorang untuk memnafaatkan bahan pustaka, (3) kompetisi merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau penghargaan. Kompetisi tersebut menjai dya pendorong bagi siswa untuk memanfaatkan bahan pustaka lebih banyak”.
Dari uraian di atas disimpulkan siswa akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan memanfaatkan bahan pustaka bila ada motivasi. Timbulnya motivasi dapat berasal dari dalam diri individu dan luar diri individu.
4. Jenis Layanan Perpustakaan
Guru sebagai sumber pertama dalam proses pembelajaran, mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan materi pelajaran didalam kelas. Soetminah (1992:30), menyatakan bahan pustaka merupakan sumber informasi kedua yang wajib dibaca untuk menambah dan membandingkannya dengan informasi dari guru. Untuk mengatasi keterbatasan ini, siswa harus banyak membaca bahan pustaka, diantaranya dengan memanfaatkan bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah. Pemanfaatan oleh siswa akan didapatkan melalui layanan yang tersedia di perpustakaan sekolah.
Hardjoprakoso (1992:37), menyatakan layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses pembelajaran dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan menggunakan bahan pustaka. Lebih lanjut Hardjoprakoso menyebutkan, berbagai aktifitas layanan perpustakaan sekolah adalah ”kebutuhan pelajaran dalam kelas, (3) menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru perorangan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau guru (4) mendidik anak untuk mencari informasi secara mandiri (5) melatih untuk mahir dalam bahan perpustakaan”.
Jenis layanan perpustakaan yang diberikan kepada pemakai jasa perpustakaan ada beberapa macam. Jenis layanan ini biasanya juga dipengaruhi oleh jenis perpustakaan. Trimo (1987:45), menyebutkan bentuk-bentuk layanan perpustakaan ada tiga yaitu pelayanan penunjukan, pelayanan pemberian informasi dan pelayanan pemberian bantuan/bimbingan kepada pembaca.
Dari ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahawa hakikat layanan perpustakaan tentang hal-hal yang berbentuk informasi yang dibutuhkan pemakai perpustakaan, baik dimanfaatkan ditempat ataupun untuk dibawa pulang untuk digunakan diluar ruang perpustakaan serta manfaat sebagai sarana penelusuran inforamsi yang tersedia diperpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi.
Darmono (2001:32) menyatakan adanya beberapa jenis layanan perpustakaan adalah sebagai berikut: ”(1) layanan peminjaman bahan pustaka (layanan sirkulasi), adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan, (2) layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus, (3) layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan menbaca diperpustakan”.
Selain dari jenis di atas, masih ada perpustakaan yang memberikan jenis layanan lainnya diantaranya layanan audio viual, layanan bercertia, layanan jasa dokumentasi, layanan jasa informasi, layanan jasa silang.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud pemanfaatan bahan pustaka dalam penelitian ini yaitu usaha siswa menggunakan bahan pustaka melalui layanan yang ada diperpustakaan dalam kegiaatan proses belajar, sehingga memberikan efek yang bermanfaat bagi siswa.
Berdasarkan uraian diatas yang menjadi indikator pemanfaatan bahan pustaka dalam penelitian ini adalah kehadiaran siswa diperpustakaan, aktivitas diperpustakaan, penggunaaan bahan pustaka untuk belajar dan peminjaman bahan pustaka.
D. Penelitian Yang Relevan
Dalam proses belajar tidak selamanya semua orang memperoleh hasil yang baik karena keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cara belajar dan hasil belajar. Untuk memperkuat penelitian ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian yang relavan yaitu :
1. Agusli (1994) Hubungan cara belajar dan persepsi terhadap lingkungan belajar dalam mata kuliah matematika teknik dengan nilai mata kuliah matematika teknik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 70,21% responden menerapkan cara belajar dibawah skor rata-rata ideal dan 68,00% responden berpresepsi baik (di atas skor rata-rata) terhadap lingkungan belajar dalam kelas mata kuliah matematika teknik.
E. Kerangka Konseptual
Cara Belajar
(X 1)
Pemanfaatan bahan Pustaka ( X 2)
Hasil Belajar
(Y)
Seperti diketahui bahwa keberhasian belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya faktor internal yang berperan dalam keberhasilan belajar yaitu cara belajar yang dilakukan siswa. Cara belajar dalam pelajaran Sistem Rem diduga berpengaruh terhadap hasil belajar Sistem Rem siswa. Cara belajar yang dilakukan siswa meliputi cara belajar disekolah dan cara belajar yang dilakukan dirumah. Dari cara belajar siswa kelas 1 Jurusan Mekanik Otomotif SMK N 2 Sungai Penuh maka dapatlah diketahui apakah cara belajar tersebut dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran Sistem Rem atau tidak terpengaruh terhadap hasil belajar Sistem Rem siswa.
F. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan landasan teori maka hipotesis yang di ajukan pada penelitian ini adalah hipotesis kerja yakni ” Terdapat kontribusi yang signifikan pada cara belajar dengan hasil belajar mata diklat teknik Sistem Rem jurusan Mekanik Otomotif pada SMK N 2 Sungai Penuh.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan inti permasalahan, maka peneliti ini dikategorikan pada jenis penelitian deskriptif dan korelasional. Penggunaan metode deskripsi ini dengan maksud untuk mendeskripsikan atau mengungkapkan cara belajar Sistem Rem siswa.
Suharsimi Arikunto (1990:309) menyatakan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Dalam penelitian ini peneliti menghubungkan satu variabel bebas yang mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan sifat permasalahan tersebut maka penelitian ini termasuk juga penelitian korelasional.
Arikunto (2002:239) mengemukakan bahwa “penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada tidaknya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu”. Lebih jelasnya Azwar (2001:8) menyatakan “penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi”.
Penelitian korelasional yaitu penelitian atau penelaahan hubungan dua variabel atau lebih pada suatu situasiatau sekelompok subjek ( Soekidjo, 2002: ); yaitu untuk mencari hubungan antarakonsep diri perawat dengan faktor keturunan dan persepsi gaji yang diterima tiapbulan pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lumajang. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi padasuatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (S.Suryabrata, 1997:).
Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti tidak memberikan perlakuan apapun terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
  1. Memberikan lembaran angket cara belajar untuk mengetahui cara belajar siswa kelas 1 mata diklat Sistem Rem SMK N 2 Sungai Penuh. Indikator dari variabel bebas (X1) ini mencakup cara menggunakan waktu untuk belajar, cara mempersiapkan diri untuk belajar eketronika, cara memahami atau mempelajarai buku pelajaran, cara mengikuti pelajaran di kelas, cara menghadapi ujian, cara mengikuti ujian.
  2. Pemanfatan bahan pustaka dalam penelitian ini adalah suatu usaha siswa menggunakan bahan pustaka yang berkenaan dengan mata diklat Sistem Rem, melalui layanan diperpustakaan sekolah dalam upaya mencapai hasil belajar yang maksimal selanjutnya variabel ini disebut variabel bebas (X2) dengan memberikan angket kepada siswa.
  3. Menganalisis tes hasil belajar Sistem Remsiswa kelas 1 SMK N 2 Sungai Penuh.
Jumlah skor angket cara belajar, pemanfaatan bahan pustaka dan hasil belajar Sistem Rem dasar siswa digunakan untuk menentukan hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan uji statistik.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sudjana (1992:6) Populasi adalah semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karekteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 Jurusan Mekanik Otomotif di SMK N 2 Sungai Penuh, yang terdaftar pada tahun ajaran 2007/2008 yang terdiri dari dua lokal yaitu 1 MO1 dan 1MO2.
2. Sampel
Menurut Sudjana (1992:6) Sampel adalah sebahagian anggota populasi yang di ambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Mengingat jumlah populasinya yang kurang dari 100 orang maka sampel dari penelitian ini diambil dari seluruh populasi yang ada. Ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998:120)”Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih…”.
C. Variabel dan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (1989:99) variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian karena variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan. Sedangkan data adalah besarran-besara


 

1 komentar:

CAuThor on 26 Februari 2019 pukul 21.54 mengatakan...

Halo mas, saya menggunakan skripsi ini sebagai contoh tugas untuk mata kuliah penelitian keuantitatif. Sepertinya di blog ini tidak di publish secara rampung ya. Jika berkenan, saya ingin membaca keseluruhan skripsi ini. Terima kasih

Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!
 

KUMPULAN SKRIPSI Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template