f

Minggu, 08 Agustus 2010

Menderita Diabetes? Tetap Bisa Puasa Kok...

Ahli kesehatan menegaskan bahwa penderita diabetes mellitus masih dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadan yang menjadi rukun Islam bagi umat muslim. "Tapi hanya bagi diabetisi terkendali, dengan kadar gula darah di bawah 180. Kalau diatas itu, sebaiknya tidak berpuasa karena bisa berhahaya," kata konsultan endokrinologi-metabolisme-diabetes Prof. Dr.dr Sri Hartini KS Kariadi, Kamis.

Saat berbicara dalam peluncuran bukunya "Diabetes? Siapa Takut!!" di Hotel Le Meridien, Jakarta, Doktor bidang kedokteran dan Guru Besar Universitas Padjajaran itu memberikan panduan mengenai bagaimana para diabetisi dapat mengendalikan penyakitnya. "Tentu saja didalamnya dijelaskan cara menjalankan puasa dan mengatur pola makan selama bulan puasa," ujarnya.

Sri Hartini menyebut penderita diabetes (diabetasi) yang terkendali terhitung sehat sehingga tetap dapat menjalankan ibadah puasa asalkan tidak sedang mengalami penyakit lalin dan kadar gula darahnya tidak mengalami fluktuasi yang terlalu drastis. "Bahkan bagi sebagian diabetisi, pada akhir bulan puasa ada yang mengalami penurunan kadar gula dan kadar kolesterol dan beberapa diabetisi yang gemuk mengalami penurunan berat badan.

Sedangkan mengenai pengaturan asupan makanan, Sri menyebut bahwa diabetisi tidak mengalami perubahan dalam jumlah dan jenis makanan. "Jumlah kalori dan jenis makanan sama dengan hari-hari biasa hanya jadwalnya yang berbeda. Akan lebih baik hasilnya apabila tetap menggunakan karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utama," paparnya.

Untuk jadwal makan Sri mengatakan bahwa para diabetisi dapat membagi asupan makanan dalam dua kali waktu makan (buka puasa dan sahur) atau dapat membaginya menjadi tiga (buka puasa, snack malam dan sahur) asalkan jumlah kalori yang dimasukkan jumlahnya tetap seperti biasa. Meskipun demikian, ia tetap mengingatkan bahwa tidak semua penderita diabetes dapat menjalankan ibadah puasa dan bahkan tidak menganjurkan penderita diabetes yang kadar gula darahnya di atas 180 untuk berpuasa. "Tidak semua diabetisi bisa menjalankan puasa. Diabetisi dengan kadar gula darah diatas 180 malah berbahaya untuk berpuasa dan tidak dianjurkan," ujarnya.

Selain itu, jika terjadi hipoglikemia atau kadar gula darah rendah, para penderita diabetes yang sedang berpuasa juga diminta untuk segera membatalkan puasa dan minum air gula. "Jika terjadi gejala hipoglikemi antara lain tiba-tiba merasa lapar luar biasa, berkeringat dingin atau dada berdebar-debar harus segera membatalkan puasa dan segera minum air gula atau makanan apa saja yang mengandung gula secepat mungkin," katanya.

Diabetes dibagi menjadi beberapa golongan atau tipe dan dua tipe yang paling banyak dialami adalah tipe 1 dimana pankreas tidak bisa menghasilkan insulin sama sekali dan tipe 2 dimana pankreas masih dapat menghasilkan insulin tetapi jumlahnya tidak mencukupi.

Diabetisi tipe 2 disebut Sri adalah tipe penderita yang bisa menjalankan ibadah puasa dengan catatan gula darahnya terkendali dengan baik atau dibawah 180 mg/dl dan tidak sedang menderita penyakit atau komplikasi berat lainnya. "Bagi para diabetisi tipe-1 yang mudah dikendalikan dengan insulin, masih dimungkinkan untuk puasa. Sementara yang tidak bisa dikendalikan, sebaiknya tidak memaksakan berpuasa," katanya.

0 komentar:

Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!
 

KUMPULAN SKRIPSI Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template