f

Senin, 17 Januari 2011

Pembelajaran Sesuai menurut KTSP

Pembelajaran Sesuai menurut KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing–masing satuan pendidikan atau sekolah. Dalam pengembangan KTSP seluruh elemen sekolah dan masyarakat perlu terlibat secara langsung antara lain: Kepala Sekolah, guru, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.

Sebuah kurikulum tidak hanya sekedar instruksi pembelajaran yang disusun oleh pemerintah untuk diterapkan di sekolah-sekolah, tetapi kurikulum yang baik harus memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Kurikulum yang baik adalah memberi keleluasaan bagi sekolah untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik sesuai dengan lingkupan masyarakat.

Dalam hal ini KTSP menjadi kurikulum yang sangat tepat dan sesuai untuk menjawab tantangan itu, disini sekolah memiliki wewenang penuh untuk mengimplementasikan kurikulum dalam proses belajar mengajar. Menurut Depdiknas 2006, KTSP mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan tujuan agar satuan pendidikan yang bersangkutan dapat mengembangkan kekhasan potensi sumber daya manusia dan daerah di sekitarnya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya kerjasama yang professional dari guru dan semua elemen pendidikan. Sesuai dengan landasan teoritis yang mendasari KTSP yaitu: pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning), dan pendefinisian kembali bakat siswa, maka dibutuhkan usaha serius untuk mewujudkanya yang tidak mungkin hanya dilakukan oleh guru saja.

Berdasarkan uraian jelaslah bahwa proses pembelajaran Fisika perlu direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar sesuai dengan karakteristik KTSP. Semua komponen perangkat pembelajaran fisika berbasis KTSP harus memperlihatkan hubungan yang relevan satu dengan yang lainya sehingga terdapat keserasian antara tujuan yang akan dicapai dengan metode pencapaian serta melahirkan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.

Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa standar keberhasilan dalam belajar bisa dilihat dari sejauh mana guru dan siswa telah berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ada. Disamping itu hasil belajar juga merupakan suatu indikator yang penting untuk menyatakan kualitas suatu pembelajaran. Secara umum W.S Winkey (1996 : 53) mengemukakan
Belajar adalah suatu aktifitas mental psikis yang berlansung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dalam nilai sikap. Perubahan ini bersifat relatif, konsisten dan membangun.

Dari kutipan tersebut dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk dapat menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran. Stategi yang digunakan guru selama proses belajar mengajar diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengamati aspek kognitif. Hasil belajar dari aspek kognitif merupakan kemampuan siswa dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, baik secara proses maupun di akhir pembelajaran. Hasil akhir dapat diketahui dengan menggunakan salah satu indikator yaitu melalui tes. Hasil tes ini kemudian dianalisis oleh guru dan diberi penilaian.

Penilaian yang dilakukan mengacu pada penilaian berdasarkan KTSP. Dalam KTSP penilaian dilakukan berdasarkan indikator. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban benar atau salah. Dalam penelitian ini penilaian yang digunakan adalah teknik tes, dan tes yang dilakukan berupa tes akhir yang diberikan kepada siswa berupa tes objektif dengan empat option.

0 komentar:

Komentar anda sangat bermanfaat untuk perkembangan blog ini. Jangan lupa adab berkomentar, dan jangan buang waktu untuk spam. Terima Kasih!!!
 

KUMPULAN SKRIPSI Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template